#1
Menyair si Fulan, lewat jemari dan ingatan nan rindang.
#2
Tak terhitung berapa kepal udara yang kita hirup bersama, Fulan. Kadang
saya tercekik, hanya untuk melihatmu tidur tenang mendengkur.
#3
Sesekali cobalah menikmati saya mendengkur, Fulan. Yang melenguhkan harmoni intimasi, kala raga terpejam. Saat hatimu terjaga.
#4
Ruang dan waktu saya dan Fulan tak kerap sama. Pada lahannya kami
menanam miniatur semesta. Kami berganti peran sebagai tuhan. Duhai.
#5
Percuma menyembunyi senyuman. Semua menyindir saya tak waras. Mereka tak
tahu, kewarasan sering membelenggu kembara. Tanya saja si Fulan.
No comments:
Post a Comment