#1
Mari menyair si Fulan. Sebelum penat menggerogoti malam.
#2
Coba kau tau, Fulan. Pagar rumah saya yang reot, untuk kesekian kalinya
selamat dari badai. Reot yang tulus. Tandingannya hanya kesepian.
#3
Gesekan tungkai-tungkai belalang menyuarakan hampir habisnya kesabaran.
Dan kau Fulan, meminta saya untuk tetap bertahan. Begitulah.
#4
Fulan yang bebal retna. Menggurui saya menata-olah laju reda medan rasa. Sungguh congkak. Congkak yang berkabut.
#5
Semalas lantun gamelan jawa, udara memuai gerah di ruang cakap saya.
Saatnya membaca tanda, Fulan. Pada sore yang cerah tanpa amarah.
No comments:
Post a Comment