Pages

April 22, 2013

Merenung Si Fulan

#1
Saya menyesal sekaligus sendu. Mengorek kemapanan masa lalu si fulan malah menjerat pada pusaran jengah. Dia ternyata manusia.

#2
Kadang ingin katakan pada si fulan. Berhentilah menjadi menara gading. Ia lupa cara menganyam kebesaran jiwa dengan menyeka lantai. Duhai.

#3
Doa saya untuk si fulan. Semoga ketajaman logika tak memenjara rasa. Serupa hentak musik kastanyet di padang garam. Nyaring di sunyi kelam.

No comments: