#1
Saya menyesal sekaligus sendu. Mengorek kemapanan masa lalu si fulan malah menjerat pada pusaran jengah. Dia ternyata manusia.
#2
Kadang ingin katakan pada si fulan. Berhentilah menjadi menara gading.
Ia lupa cara menganyam kebesaran jiwa dengan menyeka lantai. Duhai.
#3
Doa saya untuk si fulan. Semoga ketajaman logika tak memenjara rasa.
Serupa hentak musik kastanyet di padang garam. Nyaring di sunyi kelam.
No comments:
Post a Comment