Pages

April 01, 2012

Kembali kepada Mbak Win

Selalu senang kembali ke Salon Mona. Salon kecil rumahan milik Mbak Win. Mendengar sapa ramah lembutnya. Transgenderku yang manis. Sentuhlah mahkotaku sesukamu.

Entah, ada kebahagiaan tersendiri ketika mengganti jerih payah Mbak Win dengan beberapa lembar uang sebagai tanda terima kasih atas jasa mengopeni rambut saya meski tentu tak seberapa. 

Tersentuh mendengarkan kisah hidupnya sebagai transgender, bagaimana susahnya bersaing dengan salon besar modern, tetap bersyukur meski sepi pelanggan. 

Meski tak rutin, saya rela menghabiskan uang ratusan ribu buat jasa paripurnanya, daripada ke salon franchise di pusat perbelanjaan, yang pasti harganya sangat mencekik leher. 

Tak tahu pelet apa yang dipunyai Mbak Win, saya selalu saja kembali ke salonnya. Mungkin refleksi atas hidupnya yang berliku, telah membelai-belai batin saya. 

Mbak Win. 
Satu dari sekian orang-orang kecil seperti juga saya. Hanya saja ia diberkahi hati yang lebih besar. Bertahan hidup, tetap berkarya walau tak punya banyak pilihan.

No comments: